Ada rahasia di balik mitos daging kambing yang selama ini dipercaya....
Mitos: Daging kambing bisa meningkatkan libido, terutama bagian torpedo
Fakta: Hormon yang berpengaruh terhadap libido adalah
testosteron. Daging (bukan hanya daging kambing), karena mengandung
protein tinggi, bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu mungkin saja
berpengaruh terhadap pembentukan testosteron, sehingga libido dapat
meningkat. Termasuk bagian torpedo (testis), yang juga kaya protein.
Mitos: Jangan menyantap daging kambing bersamaan dengan buah durian
Fakta: Seperti halnya avokad, buah durian adalah jenis
buah yang mengandung lemak cukup tinggi. Dalam daging kambing pun ada
kandungan lemak. Jika keduanya dikonsumsi oleh orang yang punya riwayat
penyakit penyempitan pembuluh darah atau jantung koroner, tidak menutup
kemungkinan penyakit tersebut akan makin parah. Tapi, bila disantap oleh
orang yang sehat, tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan.
Mitos: Penderita tekanan darah tinggi tidak boleh mengonsumsi daging kambing
Fakta: Belum ada penelitian ilmiah bahwa daging kambing
bisa memicu tekanan darah tinggi. Ini hanya kepercayaan masyarakat.
Kalaupun memang benar, mungkin karena pengaruh mengonsumsi protein
(berlaku untuk semua jenis daging) yang terlalu banyak.
Mitos: Daging kambing lebih menyehatkan daripada daging sapi
Fakta: Daging kambing lebih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh daripada daging sapi. Lemak tak jenuh ini lebih
bermanfaat untuk kesehatan daripada lemak jenuh. Kandungan lemak jenuh
(yang cenderung meningkatkan kolesterol darah) daging kambing 8,5 kali
lebih rendah daripada daging sapi.
Mitos: Bau prengus atau tidaknya daging kambing tergantung cara pemotongannya
Fakta: Kambing yang dipotong dalam keadaan stres
membuat rasa dagingnya tidak enak. Agar kambing tidak stres, jaga jangan
sampai melihat darah temannya, tidak ada penyiksaan (dipukul atau
ditarik-tarik), dan langsung dipotong dengan pisau yang betul-betul
tajam.
Mulya Sari H
Konsultan: Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc, Dosen Fakultas
Peternakan IPB dan peneliti di CENTRAS - IPB (Center for Tropical Animal
Studies).